Senin, 14 Februari 2011

Usaha Dengan Modal 2 Juta




Usaha modal 2 juta termasuk usaha dengan modal kecil dan usaha ini yaitu usaha aneka jus, usaha minyak wangi, serta usaha cuci motor. Usaha ini dapat menghasilkan margin keuntungan yang cukup besar dan balik modalnya juga cepat. Usaha modal 2 juta ini terdiri dari:

1. Usaha aneka jus
Usaha ini cukup menjanjikan dan mudah mendapatkan pembeli terutama anak – anak karena usaha yang bergerak dibidang makanan dan minuman sangat banyak dibutuhkan orang. Kunci suksesnya adalah pilihan lokasi yang strategis di jalan yang ramai, pusat keramaian ataupun dekat sekolah serta jus yang anda jual memiliki aneka rasa, nama dari tiap-tiap jus memiliki nama yang unik, harga yang bersaing sesuai dengan rasa jusnya. Setiap awal suatu usaha pasti membutuhkan promosi, anda dapat menyebarkan brosur ataupun menempelkan poster di jalan-jalan. Untuk awal usaha berikan harga promosi tanpa merugikan anda serta pelayanan extra. Pelayanan extra ini tidak hanya saat awalnya saja, layanan itu dapat berupa paket-paket penjualan misal paket mingguan / bulanan untuk pelanggan yang terbiasa meminum jus atau layanan antar ke tempat konsumen. Adapun modal awal yang dibutuhkan usaha aneka jus kira-kira 2 juta dan rinciannya 2 unit blender @ Rp.350.000 x2 = Rp 700.000 dan 2 unit juicer @ Rp. 300.000 x2= Rp. 600.000 jadi modal awal sebesar Rp 700.000 + Rp. 600.000= Rp. 1.300.000. Untuk pengeluaran sebulan antara lain listrik dan air = Rp 500.000, belanja buah= Rp. 200.000, gelas plastic = Rp. 80.000 sehingga total belanjanya = Rp 780.000. Harga yang dipatok dapat disesuaikan dengan daya beli masyarakat sekitar anda, misalnya 1 jus dengan rasa 1 buah dapat dipatok Rp. 3000, sedangkan untuk buah usahakan memakai buah yang segar dan belum lama disimpan dan pemanis yang digunakan pemanis murni bukan buatan. Soal keuntungan dapat dirinci dengan penjualan jus/hari = 30 jus x @Rp. 3000 = 90.000 sehingga 1 bulan = Rp 90.000 x 30 =Rp 2.700.000. Total keuntungan bersih setelah dikurangi pengeluaran 1 bulan yaitu Rp 2.700.000 – Rp 780.000 =Rp 1.920.000. Balik modalnya Rp 1.920.000: Rp 1.300.000 = kurang dari 1 bulan. ( hitungan ini belum termasuk sewa lahan)

2. Usaha minyak wangi
Kunci sukses usaha ini dapat memberikan wangi yang sama dengan minyak wangi terkenal seperti polo dll dan botol – botol yang anda jual memilik aneka bentuk botol dan juga menarik. Untuk meraciknya, bibit minyak wangi dicampur dengan cairan pengecer (heksilin glycol, metanol dll) serta alcohol khusus. Biasanya perbandingan antara bibit minyak wangi : pengencer yaitu 1:1 ataupun ada tips lainnya yaitu anda dapat melihat botol –botol dipertokoan lalu lihat komposisi minyak wangi di belakang botol. Untuk memperoleh botol – botol minyak wangi anda dapat mencari di pengepul botol atau membeli baru botol minyak wangi. Awal promosi usahakan sebarkan brosur ataupun poster di jalan – jalan agar penjualannnya lebih cepat serta harga promosi. Berikan layanan yang ramah kepada pelanggan anda, buatlah toko anda bersih serta nyaman untuk ditempati dan pasang botol – botol jualan anda di etalase untuk menarik pelanggan. Soal perhitungan keuntungannya yaitu modal awal 2,5 juta dengan pembelian 40 botol minyak wangi lengkap dengan dus atau pembungkus flannel @Rp. 40.000 = 1.600.000 dan 2 etalase kecil @Rp 650.000 x 2 = 1.300.000 jadi modal awal total Rp 1.600.000 + Rp 1.300.000 = Rp 2.900.000. Untuk pengeluaran 1 bulan yaitu listrik dan transportasi sebesar 250.000, dan bibit minyak wangi 2 kg @ Rp 400.000 = Rp 800.000 jadi total 1 bulan pengeluarannya 1.050.000. Misal pemasukan sebulan 50 botol @Rp 60.000 = Rp 3.000.000 jadi keuntungan bersihnya Rp 3.000.000 – Rp 1.050.000 = Rp 1.950.000. Balik modalnya setelah dibagi antara modal awal dan keuntungan yaitu Rp 2.900.000 : Rp 1.950.000 = 1,5 bulan ( hitungan ini belum termasuk sewa lahan)

3. Usaha cuci motor
Usaha ini bergerak dalam bidang jasa oleh karena itu usahakan berikan pelayanan yang terbaik dan hasil memuaskan sehingga pelanggan tidak jera untuk mencucikan motornya. Usaha pada jasa sangatlah praktis karena tidak perlu bahan – bahan baku seperti usaha yang bergerak di bidang makanan dll. Usaha cuci motor hanya membutuhkan kompresor, alat pencuci motor lengkap, air dan sabun. Pilih lokasi di jalan yang ramai sehingga untuk mendapatkan pelanggan motor lebih mudah dan promosinya juga menjadi lebih mudah, sehingga balik modalnya lebih cepat. Untuk tenaga cuci, anda dapat merekrut karyawan atau anda menjalankannya sendiri tetapi lebih baik minimal 2 tenaga cuci agar pekerjaan lebih cepat selesai. Sabun yang digunakan sebaiknya sabun yang memberikan wangi yang lebih lama atau anda dapat memakai sabun yang berbusa seperti salju. Sabun ini lagi trend digandrungi pengguna motor pada umumnya atau anda memberikan pelayanan extra dengan pengkilap body pada motor setelah selesai motor dicuci. Kunci sukses usaha jasa adalah pelayanan yang terbaik bagi konsumen tanpa merugikan si penjual. Modal dibutuhkan kira 2,5 juta dan rinciannya adalah komproses Rp 2.000.000, alat pencuci motor lengkap Rp 100.000. Sehingga total modal awal Rp 2.000.000 + Rp 100.000 = Rp 2.100.000. Untuk belanja bulanan antara lain shampo dan sabun motor Rp 80.000 sedangkan untuk air anda mendapatkanya dari rumah sendiri atau rumah penduduk sekitar dengan biaya yang telah disepakati misalnya Rp 300.000 / bulan. Gaji 1 karyawan Rp 600.000 / bulan dan totalnya Rp 80.000 + Rp 300.000 + Rp 600.000= Rp 980.000. Misalkan dalam 1 hari mendapatkan 20 motor x @ Rp 5.000 = 100.000 jadi 1 bulan sebesar Rp 3.000.000. Keuntungan bersihnya adalah Rp 3.000.000 – Rp 980.000 = Rp 2.020.000 /bulan dan balik modalnya yaitu Rp 2.100.000 : Rp 2.020.000 = 1 bulan (hitungan ini belum termasuk sewa lahan).

Peluang Bisnis Bengkel Motor


Kebutuhan servis bagi sepeda motor menjadi kebutuhan rutin yang harus dilakukan oleh penggunanya. Tak ayal,bengkel motorpun tumbuh menjamur hingga kawasan daerah pelosok.

Bengkel Umum Lebih Banyak. Jumlah bengkel kemitraan memang kalah banyak, mengingat bengkel umum lebih gampang persyaratannya dan lebih mudah pendiriannya. Prospeknya akan tetap bagus karena karena penjualan motor juga meningkat tiap tahunnya hingga keberadaan bengkel resmi pun amat diperlukan .

Modal Usaha. Untuk membuka bengkel motor umum modalnya lebih kecil di bandingkan membuka bengkel kemitraan,sehingga paling cocok bagi pemula usaha ini. Usaha dimulai dari bengkel umum dengan modal Rp 20 juta. Dari modal sebesar itu Rp 5 juta di gunakan untuk membeli kompresor dan peralatan bengkel. Sisanya untuk stock sparepart dan aksesoris yang bersifat fast-moving sparepart.

Pemasaran. Untuk menarik minat konsumen datang ke bengkel motor bisa dilakuakn lewat pembagian brosur, pamphlet, dan servis gratis saat awal buka usaha. Bila bengkel sepi kemungkinan yang terjadi adalah salah pemetaan dalam memperhatikan permintaan ( jumlah motor ) di daerah tersebut atau lokasi yang kurang tepat. Sebaiknya di lingkungan perusahaan karena orang ingin dekat saat servis , jalan utama atau protocol atau jalan utama orang menuju kantor atau tempat kerjanya.

Keuntungan. Dari berbagi jenis bengkel tersebut, keuntungan servis terbesar adalah modifikasi misalnya modifikasi costum body bahan fiber dari motor bebek jadi motor Trail bisa mematok Rp 1,5-2 juta, padahal harga untuk pengerjaan hanya Rp 500 ribu atau keuntungan sekitar 67% . Hal ini karena hasil modifikasi tergantung kepuasan konsumen.

Kendala. Untuk tenaga mekanik yang handal masih menjadi kendala bagi pelaku usaha bengkel motor, juga bila ada konsumen yang complain, sehingga solusinya dengan mendengarkan keluhan konsumen dan bisa juga menerapkan system garansi dalam pengerjaan. (bisnisukm.com)

Usaha Empek-Empek Peluang Usaha yg Prospektif


- Berbicara mengenai kekayaan Indonesia, memang tidak akan pernah ada habisnya. Beragam budaya, kekayaan alam, sampai aneka macam kuliner tradisional, menjadi potensi peluang usaha yg sangat menguntungkan bagi masyarakatnya.

Salah satu potensi daerah yg sering dimanfaatkan sebagai peluang usaha makanan daerah. Seiring dgn permintaan pasar, kini makanan khas daerah sudah banyak dipasarkan di kota-kota besar, dan tidak hanya terbatas di daerah asalnya saja.

Pempek atau empek-empek Palembang, merupakan salah satu bukti nyata kesuksesan makanan tradisional yg berhasil diangkat menjadi makanan nasional. Makanan khas dari daerah Sumatera Selatan yg beribukota di Palembang ini, sekarang bukan hanya menjadi makanan yg populer di daerah Sumatera saja. Namun kini pempek sudah beredar hampir di semua daerah Indonesia.

Menurut cerita, empek-empek mulai dikenal di Sumatera Selatan pada tahun 1617. Saat itu ada lelaki tua keturunan cina (disebut apek) merasa prihatin dgn melimpahnya hasil tangkapan ikan sungai Musi, yg belum dimanfaatkan masyarakat dgn baik. Dari sanalah apek kemudian mengolahnya menjadi makanan baru, dgn mencampurkan tepung tapioka dan daging ikan giling. Makanan tersebut kemudian dipasarkan dgn berkeliling menggunakan sepeda. Nama pempek sendiri muncul dari kebiasaan konsumen yg memanggil “pek..apek”, ketika mereka ingin membeli dagangan si apek. Hingga sekarang nama pempek atau empek-empeklah yg dikenal masyarakat luas.

Untuk pertama kalinya empek-empek asli Palembang dibuat dari ikan belida, namun berhubung sekarang ikan tersebut sulit dicari, maka masyarakat menggantinya dgn ikan gabus, dan beberapa jenis ikan laut seperti tengiri. Biasanya untuk menambah kenikmatan pempek Palembang, penyajiannya dilengkapi dgn kuah yg biasa disebut cuko , kuah tersebut dibuat dari campuran gula jawa, cuka, asam jawa, udang ebi, cabe, serta bawang merah dan bawang putih. Selain itu, ada juga pedagang yg menambahkan irisan timun dan mie dalam penyajian pempek.

Selain ditambahkan cuko sebagai pelengkap, tingginya minat pasar membuat pempek Palembang dikembangkan hingga beragam jenis. Seperti jenis pempek kapal selam (isi telur), pempek lenjer, pempek lenggang, pempek kulit, dan pempek ada’an, pempek keriting, dll. Perkembangan pasar yg semakin bagus, membuat pempek bukan hanya dijadikan sebagai makanan yg enak dikonsumsi saja. Saat ini banyak masyarakat yg menjadikan pempek sebagai peluang usaha baru, sebab selain tidak membutuhkan modal usaha besar, bisnis ini juga memiliki prospek yg sangat bagus. Jadi wajar jika banyak restoran ataupun pedagang kaki lima yg saat ini menjajakan pempek sebagai menu utama mereka.

Nah, bagi Anda yg tertarik memulai sebuah peluang usaha. Tidak ada salahnya jika Anda mencoba mengangkat potensi makanan tradisional ini menjadi peluang usaha baru, mengingat prospek pasarnya juga cukup bagus.

Semoga informasi sedapnya potensi peluang usaha pempek Palembang, bisa bermanfaat.

Semoga Berhasil


Sumber: bisnisukm.com

Bisnis Fotocopy Tetap Menjanjikan


Jika Anda menemukan lokasi yang berada di dekat sekolah atau universitas, sepertinya cocok sekali jika menjalankan usaha foto copy. Bisnis fotocopy ini masih tetap menjanjikan dan selalu memiliki pasar. Namun sebelum memutuskan usaha tersebut, cobalah melakukan riset kecil-kecilan. Pada saat jam sekolah atau kuliah, coba perhatikan seberapa sering mereka melakukan aktifitas foto copy.

Setelah itu ada berapa tempat foto copy yang ada di sekitar sekolah atau universitas tersebut. Jika tempat foto copy yang sudah ada selalu ramai, itu artinya pasar masih terbuka. Lakukan hal yang sama dengan usaha rental komputer. Kemudian cobalah evaluasi hasil riset tadi, mana yang paling dibutuhkan pasar.

Cek berapa harga yang mereka harapkan dan seberapa cepat pelayanan yang bisa dilakukan. Apakah perlu membeli juga mesin press/laminating, atau cukup foto copy dan jilid saja.

Jangan lupa juga persiapan modal cadangan dan supplier. Terutama untuk barang yang banyak terpakai/terjual seperti ATK, kertas, toner/tinta, dan lainnya. Pastikan anda mendapatkan supplier yang baik dan pasokan yang cukup.

Jangan sampai usaha sudah ramai tapi sering kehabisan stock karena perlu beberapa hari untuk mendapatkan barang. Hal ini bisa membuat konsumen lari ke pesaing anda. Setidaknya beberapa hal diatas pernah dilakukan oleh Iliyesman, pemilik fotocopy ARTIM.

Mulai tahun 1994
Pada awalnya usaha ini didirikan oleh orang tuanya, kurang lebih pada tahun 1994, bertempat di depan Fakultas Kedokteran Gigi UGM.

Kemudian pada tahun 1998 membuka cabang di pusat jajanan RS Sardjito. Dan pada tahun 2000 semua fotocopy di pusatkan di rumah yang beralamatkan di Pogung Lor jalan Selokan Mataram.

Pada tahun 2007 akhirnya dia berhasil membuka usaha foto copy yang dikelola sendiri di jalan Selokan Mataram, Pogung Dalangan RT 09 RW 20 Sinduadi Mlati Sleman yang bernama ARTIM foto copy.

Selain foto copy, produk yang ditawarkan dari foto copy ARTIM ini adalah jilid, laminating, press, dan menjual peralatan tulis lainnya. Keunggulan foto copy ARTIM dari foto copy lainnya adalah dari segi pelayanan. Karyawan ARTIM foto copy berpenampilan menarik, rapi dan ramah.

Menjaga Mutu
Foto copy ARTIM selalu menjaga mutu dari semua jasa yang dia jual kepada konsumen, cepat, tepat, rapi dan memuaskan. Semua faktor itu yang selalu mereka jaga guna untuk memuaskan para konsumen.

Agar mutu pelayanan terkontrol, semua proses produksi foto copy ARTIM di tangani secara terstruktur. Semuanya dikerjakan di ruko berukuran 4m x 4m. Bahan baku untuk memenuhi semua kebutuhan foto copy ini sudah di suplai dari beberapa agen yang bekerjasama dengan mereka.

Iliyesman memiliki beberapa stategi untuk tetap eksis di dunia foto copy. Caranya adalah memberikan pelayanan yang dibutuhkan oleh konsumen, menjaga kualitas dan mutu dari apa yang meraka jual, menjaga kerapian dan keindahan dari setiap order dari mereka.

Untuk mempromosikan usaha yang dia rintis, dia cukup menawarkan kepada teman-temannya saja, dia memiliki beberapa link di UII dan UNY. “Sempat juga dulu awal membuka foto copy ini memakai selebaran brosur yang di sebar ke beberapa tempat strategis”, ujarnya.

Selain itu, pemilihan tempat atau lokasi untuk membuka usaha foto copy juga sangat menentukan laris tidaknya usaha ini. Harga juga termasuk salah satu faktor yang diperhatikan oleh konsumen. Harga yang ditawarkan foto copy ARTIM bermacam-macam antara lain :

Fotocopy Biasa / 70 gr = Rp. 100,- / lembar
Fotocopy Biasa / 80 gr = Rp. 125,- / lembar
Jilid Mika = Rp. 2500,-
Jilid Biasa = Rp. 3000,-
Jilid Laminating = Rp. 6000,-
Jilid Skripsi = Rp. 12000,-

Musim Liburan Sepi Order
Kesulitan yang sangat dirasa untuk usaha fotocopy ini yaitu pada saat musim liburan tiba. Hampir setiap musim liburan foto copy ini selalu sepi akan order. Ditambah harga kertas mulai naik. Dia harus banting tulang untuk mencari agen kertas yang harganya relatif miring di bandingkan dengan agen kertas yang lainnya.

Hal itu disebabkan karena kebanyakan konsumen yang memakai jasa foto copy ARTIM biasanya para mahasiswa UGM, bahkan tak jarang mahasiswa dari luar UGM juga memakai jasa foto copyan mereka. Hanya instansi maupun masyarakat umum yang pada waktu liburan masih tetap menggunakan jasa fotocopy ARTIM.

Prospek Cerah
Menurut Iliyesman sang empunya ARTIM, usaha ini sangat memiliki prospek cerah untuk jangka waktu yang lama, akan tetapi harus juga mengimbangi dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang. Untuk itu dia berencana akan membuka rental komputer juga di ruko tersebut, dan memanfaatkan mesin foto copy sebagai printernya.

Dia juga mengimbuhkan semua pesaing datang dari semua foto copy yang ada di Yogya, terlebih lagi fotocopy yang buka di sepanjang selokan mataram, bersaing secara sehat, dan dia percaya rezeki orang itu sendiri- sendiri. “Kalo kita mau berusaha dengan giat dan pantang menyerah pastilah Allah SWT akan memberi setimpal dengan apa yang kita usahakan”, kata dia.

Simulasi Laba Usaha Fotocopy

Pendapatan
Rp. 2.500.000 perminggu x 4 = Rp. 10.000.000,-/bulan

Pengeluaran
Biaya Pembelian Bahan Baku :
1. Rp 1.250.000,00 (pembelian kertas/bulan)
2. Rp 250.000,00 (pembelian tinta/bulan)

Biaya Operasional Perbulan
Gaji karyawan = Rp 800.000,00 / bulan
Membayar Listrik = Rp 4.000.000,00 / bulan
Biaya tak terduga = Rp 400.000,00 / bulan

Keuntungan
Laba Bersih : Rp. 10.000.000,00 - Rp. 6.700.000,00 = Rp. 3.300.000,00 / bulan

info terkait

1. Belanja Mahasiswa DIY Capai Rp 300 Miliar Per Bulan
2. Informasi Kos dan Kontrakan
3. Festival Komputer Indonesia 2010 di Yogyakarta

Sumber : www.bisnisukm.com

Sabtu, 12 Februari 2011

Sentra Kerajinan Rajapolah Tasikmalaya


TIDAK salah jika Rajapolah disebut sebagai sentra kerajinan Tasikmalaya. Sebab di wilayah kecamatan itu berbagai jenis barang kerajinan diproduksi. Tengok saja toko-toko yang menjual barang kerajinan, berderet di sepanjang jalan raya Rajapolah, sekitar 12 kilometer dari arah Tasikmalaya menuju Bandung via Ciawi.
Kerajinan apa pun yang dibutuhkan pasti ada di sana. Jadi bagi para pemudik yang melewati Rajapolah, inilah kesempatan membeli hasil kerajinan khas Tasikmalaya sekaligus buatan dalam negeri untuk oleh-oleh maupun digunakan sendiri. Memang Rajapolah adalah surga bagi pecinta suvenir yang bermanfaat.

Aneka kerajinan mulai dari yang kecil-kecil seperti berbagai macam aksesori, piring buah-buahan dari rotan, centong batok kelapa, tempat tisu anyaman pandan, atau yang berukuran sedang seperti sandal pandan, kelom geulis, tas pandan, kap lampu hingga yang berukuran besar seperti tempat cucian pandan, boks bayi, tikar mendong atau lampit, semua tersedia di pertokoan tersebut.

"Pokoknya kalau dihitung-hitung, jenis barang kerajinan yang ada di pertokoan ini lebih dari 100 jenis," kata Jajat (39), salah seorang pemilik toko kerajinan.

Harga barang kerajinan dijual mulai dari Rp 5.000 hingga Rp 450.000. Yang menarik dan bisa menjadi pertimbangan konsumen, harga seluruh barang kerajinan yang dipajang di deretan toko kerajinan sepanjang sekitar 300 meter ini, jauh lebih murah ketimbang di perkotaan.

Kap lampu ala Jepang misalnya, per potong hanya Rp 17.000 hingga Rp 20.000 saja. Sementara barang yang sama dijual di Kota Tasikmalaya bisa mencapai Rp 25.000 per potong. Bahkan jika konsumen datang langsung ke perajinnya, harga bisa lebih miring lagi sekitar Rp 10.000-15.000 per potongnya. Sekalian berwisata melihat bagaimana produk kerajinan itu dibuat.

"Kami malah senang bisa dikunjungi pembeli langsung, kendati tempat pembuatan kap lampu ala Jepang ini kondisinya seadanya. Malah pernah ada pengunjung yang sekalian minta diajarin cara-cara pembuatannya. Kalau hanya sekadar untuk berwisata ya silakan saja," ujar Amat (78), satu-satunya perajin kap lampu Oshin ini. Tapi kalau untuk membuka usaha baru, pria sepuh ini memasang tarif tertentu.

Menurut Jajat, jika menengok ke belakang, sentra kerajinan Rajapolah mulai ada sekitar tahun 60-an. Warga sekitar saat itu mulai membuat barang-barang anyaman pandan. Seiring dengan banyaknya pesanan dan mulai berdatangannya pembeli, pada tahun 70-an satu per satu muncul toko kerajinan di sepanjang jalan nasional ruas Tasikmalaya-Bandung itu.

"Saya sendiri termasuk generasi ketiga penerus usaha barang kerajinan ini. Generasi pertama adalah kakek yang saat itu menjadi perajin anyaman pandan. Usaha itu kemudian diteruskan oleh bapak dan mulai merintis pembuatan toko. Saya sendiri tinggal meneruskan usaha turun-temurun ini, dan Alhamdulillah bisa menghidupi keluarga," kata Bapak dua anak ini.(stf)



Sumber : www.tribunjabar.co.id & www.sentrakukm.com

Sentra Kerajinan Pucang Jateng Tak Tergoyah Produk Asing


Bau menyengat dari pembakaran tanduk dan debu hasil amplasan kayu hingga saat ini masih menjadi kehidupan sehari-hari di sentra kerajinan tanduk dan kayu di Desa Pucang, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kondisi tersebut menandakan masih ada aktivitas para perajin untuk memenuhi permintaan konsumen.

Hasil kerajinan dari daerah tersebut hingga sekarang masih banyak diminati konsumen lokal, nasional maupun luar negeri.

Tangan-tangan terampil warga Pucang tersebut mampu mengubah tanduk kerbau dan sapi maupun beberapa jenis kayu menjadi perkakas rumah tangga dan pernik-pernik aksesoris yang indah dengan sentuhan seni.

Kerajinan tanduk dari daerah itu antara lain entong nasi, mangkok, “cepuk” (tempat perhiasan), sisir, pipa rokok, sendok, dan garpu makan berukir, sedangkan dari bahan kayu menghasilkan produk berupa “solet”, entong, irus, tongkat, dan sisir kutu.

Hasil kerajinan warga Pucang yang terletak sekitar 8-10 km arah timur dari pertigaan Secang di Jalan Semarang-Yogyakarta ini tidak kalah dengan hasil industri modern dari bahan plastik yang kini membanjiri Tanah Air.

Usaha kerajinan tanduk berlangsung turun-temurun di Desa Pucang dan sejak 1960-an desa ini telah terkenal menjadi sentra kerajinan tanduk, sedangkan sentra kerajinan kayu mulai dirintis tahun 1990-an karena semakin langkanya bahan baku tanduk.

Seorang warga yang mempunyai usaha kerajinan tanduk dan kayu, Muhammad Imron di Dusun Karang Kulon, Desa Pucang mengatakan hasil produksinya dikirim ke Yogyakarta, Jakarta, Bali, Bandung, dan Surabaya.

Menurut dia, melalui pedagang perantara di beberapa kota tersebut, hasil kerajinannya terutama dari bahan tanduk diekspor ke sejumlah negara di Eropa.



Ia mengatakan, untuk produk kerajinan kayu berupa sisir kutu dari bahan kayu sawo dalam beberapa tahun terakhir permintaannya cenderung ramai, bahkan dalam sebulan mencapai 6.000 hingga 7.000 kodi.

“Sisir kutu dengan harga Rp1.000 per biji, permintaan untuk satu desa bisa mencapai 15 ribu kodi per bulan,” katanya.

Ia mengaku tidak khawatir dengan membanjirnya produk plastik dari China. “Kami berani bersaing dengan produk plastik dari China karena harga juga bersaing,” katanya.

Perajin lain Muh Kojib mengatakan, untuk produk kerajinan kayu tidak terpengaruh dengan produk plastik.

Hingga sekarang setiap pekan tidak kurang 1.000 kodi entong kayu dari desa ini dikirim ke sejumlah kota.

“Setiap pekan kami ada permintaan entong 250 kodi, belum ditambah dari perajin yang lain sehingga jumlahnya bisa mencapai 1.000 kodi lebih,” katanya.

Ia mengatakan, kerajinan dari bahan kayu sono keling dan puspo tersebut bisa dijual murah Rp14 ribu per kodi karena diproduksi secara besar-besaran. “Kalau tidak murah kita akan tersaing dari produk China,” katanya.

Sementara itu, harga produk kerajinan yang lain, jam dinding dari kayu Rp40 ribu per buah, tongkat kayu Rp15 ribu per buah, garuk punggung Rp3.000 per biji, hiasan naga dari tanduk Rp125 ribu per buah, mangkok tanduk Rp17 ribu per buah, tusuk konde Rp5.000 per biji, dan sisir Rp5.500-Rp7.500 per buah.

Modal dan Bahan Baku

Para perajin menyatakan bahwa hingga sekarang belum pernah mendapat bantuan modal dari pemerintah baik dana bergulir maupun hibah, selain itu mereka mengeluh kesulitan mendapat bahan baku tanduk yang semakin langka.

Muh Kojib mengatakan, untuk pemasaran dan bahan baku kayu tidak ada masalah karena telah mempunyai jaringan dan kayu mudah didapat di sekitar Magelang, namun untuk bahan baku tanduk kini semakin sulit.

“Dahulu mudah mendapatkan tanduk dari Jakarta, di sana banyak tempat penyembelihan sapi, namun sekarang sulit memperolehnya mungkin karena bukan sapi lokal bertanduk yang disembelih,” katanya.

Hal senada diungkapkan M Imron, untuk mendapatkan tanduk di Jakarta semakin sulit, kalau dahulu mendapatkan 1,5 hingga 2,5 ton tanduk sebulan bisa dengan mudah, sekarang mendapat delapan kuintal saja sudah untung.

Menurut dia, karena susah mencari tanduk di Jakarta, kini harus mencari ke luar Jawa, seperti Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.

“Di luar Jawa masih banyak bahan baku tanduk, tetapi karena transportasi jauh maka harganya menjadi mahal,” katanya.

Ia mengatakan, para perajin sebenarnya ingin sekali mendapatkan bantuan modal dengan bunga ringan dari pemerintah, namun selama ini belum pernah mendapatkannya.

“Memang pernah ada tawaran dari Dinas Perindustrian, namun jumlahnya relatif kecil maksimal hanya Rp5 juta, padahal kami butuh sekitar Rp30 juta untuk mengembangkan usaha,” kata pengusaha yang omzet penjualannya mencapai Rp30juta hingga Rp40 juta per bulan ini.

Selama ini, katanya, untuk mendapatkan tambahan modal mengandalkan pinjaman kredit dari bank swasta yang persyaratannya lebih mudah meskipun dengan bunga lebih tinggi.

Muh Kojib, mengatakan sekitar 15 tahun lalu pernah didirikan koperasi perajin Pucang, namun berhenti di tengah jalan.

“Sebenarnya koperasi yang direncanakan untuk menyediakan bahan baku dan menjual hasil kerajinan itu sudah mempunyai kantor di kompleks Pasar Pucang, namun koperasi ini tidak jalan,” katanya.

Berbeda dengan Imron, Kojib mengelola usaha kerajinannya dengan modal tekun dan belum pernah meminjam modal ke bank karena merasa persyaratannya terlalu berat.

“Selama ini kami mengembangkan usaha hanya dari uang tabungan saja, belum pernah meminjam modal dari perbankan,” katanya.

Ia mengaku pernah mendapat tawaran dari BKK Secang Rp10 juta, namun karena bunganya sama dengan perbankan dia tidak mengambilnya.

Kojib berharap pemerintah memperhatikan para perajin dengan memberikan bantuan modal, karena sentra kerajinan Pucang ini menyedot tenaga kerja tidak sedikit, termasuk dari luar daerah.

sumber : redaksi (fb/FB/ant-Heru Suyitno) / http://focusindosukses.com/2010/03/sentra-kerajinan-pucang-jateng-tak-tergoyah-produk-asing/
www.sentrakukm.com
gambar ilustrasi : http://vibizlife.com/detail/tren_belanja/karya-seni-kerajinan-tanduk

Jumat, 11 Februari 2011

Usaha Modal Kecil : ES TIGA RASA


Halo teman-teman, selamat pagi-siang-atau malam! :) Ide kali ini gak jauh dari soal makanan. Penulis dapatkan ispirasinya dari jalan-jalan, lihat langsung dari pelaku usaha yang sudah berjalan dan berhasil. Intinya ide usaha yang akan dipaparkan adalah membuka kafe/warung khusus es (minuman segar/dingin), TIGA RASA.
Kafe ini bisa dijalankan di sebuah tenda (kita beli/sewa) di pinggir jalan, atau di ruang garasi, atau di kios kontrakan. Sebaiknya lokasinya strategis, tempat dilewati banyak orang atau lalu lalang kendaraan. Coba cari dulu ya!
Berikutnya modal peralatan yang kita butuhkan adalah: meja kursi untuk pembeli, perkakas dapur untuk olah masakan, dll. Untuk penyajian cukup di sebuah gelas besar yang tahan es. Sedangkan untuk berjualan, kita butuhkan 3 bak kaca bersih yang lumayan besar (ukuran sekitar 40cmx30cmx40cm) untuk wadah dagangan utama kita. Bak pertama diisi dengan es alpukat, bak kedua diisi dengan es campur (campuran nanas, nangka, pepaya, cendol atau rumput laut), bak ketiga es kelapa muda. Untuk penambah rasa, siapkan sirop dan susu kaleng putih/coklat. Oh ya, sebagai pemanis utama, jangan gunakan gula sintetis, pakai aja gula pasir. Ehmm ... segaar kan.
Sasaran usaha: masyarakat yang sedang kehausan atau cari tempat tongkrongan atau pingin mampir.
Cara promosi : pasang spanduk besar di depan/atas tenda, pakai bahasa provokatif! misal: Kafe Tenda Depok, Es Tiga Rasa, Pakai Gula Asli Lho! :)
Soal modal, kayaknya gak terlalu besar kan. Usaha bisa dijalankan sendiri, bisa juga posisi kita sebagai investor. Soal SDM bisa nyari dari tetangga yang lagi nganggur, atau temen sekampung, se-RT, bekas satu sekolah, dll. Gimana, mau coba! Coba aja.
NB : Boleh juga sering bereksperimen, mencari rasa/ramuan/resep es spesial yang unik atau aneh tetapi tetap lezaaaat!

Sumber : http://wirausahakita.blogspot.com/2006/08/usaha-modal-kecil-part-iii-es-tiga.html

20 Usaha Rumahan Modal Di Bawah 2 Juta




- Hasil BESAR
– Modal kecil DI BAWAH Rp2 Juta
– Terbukti berhasil
– Mudah dijalankan siapa saja
– Dilengkapi analisis dan perhitungan usaha
– Setelah baca buku ini langsung bisa mulai usaha…

Buku ini khusus untuk Anda yang sudah bosan menganggur atau hanya mengandalkan gaji bulanan yang tidak mencukupi. Untuk Anda yang ingi sukses usaha di rumah dan mendapat penghasilan besar dengan modal kecil.

Manfaatkan rumah Anda untuk mengeruk uang sebanyak-banyaknya. Tanpa modal besar (di bawah Rp2 juta), keuntungan berlipat ganda bisa Anda raih dengan membuka usaha di rumah. Bahkan, Anda dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar daripada bekerja kantoran.

Keberhasilan dan kesuksesan berbisnis di rumah membutuhkan kejelian melihat peluang pasar dan strategi yang tepat. Hal itu tidak sulit. Namun, tidak semua orang mengetahui caranya. Buku ini memaparkan dengan gamblang segala hal yang Anda butuhkan untuk sukses berbisnis di rumah. Tentu saja dengan modal kecil dan untung besar.

Dengan memaparkan rahasia dan tips sukses berbisnis di rumah, buku ini hadir sebagai panduan dan referensi bagi Anda, calon pengusaha yang hendak membangun fondasi kesuksesannya di rumah. Dengan buku ini di tangan, Anda bisa langsung memulai usaha sendiri. Bersiaplah menjadi orang sukses. Selamat berwirausaha!

Daftar Isi
1. Mari Berbisnis
A. Berbisnis, siapa takut?!
B. Konsep Bisnis Rumahan
2. Mulailah Berbisnis
A. Refill (Isi Ulang) Pulsa
B. Cokelat Kreasi
C. Sanggar Buku
D. Mini Rental PS
E. Retail Pakaian Anak-Anak
F. House of Kerudung Manik
G. Air PAM dalam Jeriken
H. Mini Rental Komputer & Print
I. Jasa Cuci & Setrika Pakaian
J. Rumah Pijat dan Refleksi
K. Produsen Kue Basah dan Kue Kering
L. Warung Sarapan (Nasi Kuning dan Nasi Uduk)
M. Warung Serba Ada
N. Sanggar/Klub Senam
O. Salon Khusus Wanita
R. Penjahit/Tailor
Q. Produsen Es Yoghurt
R. Bakso Sehat dan Mantap
S. Katering sederhana (nasi boks, snack, dan aneka masakan)
T. Distributor donat
3. Tips Sukses Berbisnis di Rumah
A. Kiat Berbisnis dengan Teman
B. Kiat Berbisnis di Internet
(Promosi bisnis rumahan)
C. Kiat Sukses Jualan Lewat Bazar
Daftar Pustaka
Tentang Penulis
Judul: 20 Usaha Rumahan Modal Di Bawah 2 Juta
No. ISBN 9789791208376
Penulis: Nurul Hidayati
Penerbit: Daras Books
Tanggal terbit: Februari – 2010
Jumlah Halaman: 176
Jenis Cover Soft Cover
Dimensi(LxP): 150×210mm
Kategori: Bisnis-Investasi

Sumber : http://informasimenarik.wordpress.com/2010/04/01/20-usaha-rumahan-modal-di-bawah-2-juta/

Usaha Rumahan Tusuk Sate Hasilkan Puluhan Juta Rp

Usaha tusuk sate tak bisa dipandang sebelah mata. Di tangan Hadi Santoso, usaha yang terlihat remeh itu bisa memberikan lapangan pekerjaan bagi ribuan warga Batu.

Usaha yang ditekuni Hadi Santoso memang belum lama. Baru terhitung 1,5 tahun lalu. Bahkan, di Batu, tempat pria berusia 47 tahun itu tinggal dan menekuni usaha tersebut juga masih terbilang baru. Saat ini baru meninjak usia tiga bulan.

Namun, usaha itu banyak diminati warga Batu. Hari demi hari, semakin banyak warga yang mendatangi rumah Hadi di Dusun Glonggong, Temas, untuk bergabung dalam usaha itu. Sedikitnya ada sekitar 9 ribu kepala keluarga yang sudah bergabung dengan usaha tusuk sate.

Maklum, untuk bekerja dengan Hadi, tidak perlu modal. Yang dibutuhkan hanya kerelaan waktu dan tenaga. Peralatan maupun bahan baku bisa didapatkan dari pria yang sudah mencoba berbagai macam jenis usaha ini. Mulai berdagang sayur, buah, bertani, berdagang kayu, bibit kayu, hingga jadi pengusaha keramik.

Setiap hari, rumah Hadi selalu banyak didatangi orang. Silih berganti warga mendatangi rumah Hadi. Ada yang datang mengambil bayaran, ada juga yang mau bergabung menjadi perajin tusuk sate. "Masih sangat banyak yang butuh pekerjaan. Dan saya senang bisa membantu mereka," kata Hadi.

Bergabung menjadi anggota perajin tusuk sate yang dirintis Hadi memang tergolong unik. Warga yang membutuhkan pekerjaan dapat dengan mudah mendapatkan penghasilan. Tidak perlu biaya. Bahkan untuk mendapatkan peralatan pemilah tusuk sate senilai Rp 80 ribu itu, warga juga tidak perlu membayar. Semua bahan baku bisa didapatkan dari Hadi. Sedangkan hasilnya juga akan dibeli. Praktis, yang dibutuhkan hanya keseriusan untuk mendapatkan pekerjaan.

Menjadi perajin tusuk sate hanya perlu pernyataan keseriusan. Begitu ada pernyataan keseriusan, tidak berselang lama peralatan pun akan segera dikirim. Tentunya dengan jaminan peralatan tersebut tidak dijual serta hasil pembuatan tusuk sate itu dijual kembali kepada Hadi. "Silakan saja dijual ke orang lain. Tapi, tidak ada jaminan bakal berlangsung lama," ujar ketua P4KB (Perlindungan Perhubungan Pedagangan Pasar Pagi Kota Batu) ini.

Saking mudahnya, kurang dari tiga bulan, Hadi sudah membagikan 9 ribu peralatan yang didatangkan dari Jerman. Saat ini, peralatan tersebut banyak tersebar ke Kecamatan Batu. Untuk kecamatan ini, ada 6 ribu peralatan. Sisanya menyebar di Kecamatan Junrejo dan Bumiaji.

Dalam seminggu, ribuan peralatan yang dibagikan itu bisa menghasilkan sekitar 4 ton tusuk sate. Jika dirupiahkan sekitar Rp 12 juta dengan harga Rp 3 ribu setiap kilogram. Dengan demkian, per bulan ada perputaran uang sebesar Rp 48 juta. "Ini masih permulaan karena sebagian besar perajin lainnya juga masih dalam tahap pembelajaran," kata bapak lima anak ini.

Bagi para perajin, pendapatan yang diperoleh juga tidak sedikit. Perajin yang menghabiskan satu batang bambu akan dapat upah bersih Rp 60 ribu. Rata-rata, dalam seminggu seorang perajin bisa menghabiskan 3 sampi 4 batang pohon bambu. Dengan demikian, penghasilan yang didapatkan berkisar antara 180 ribu sampai 240 ribu per minggu.

Usaha tusuk sate yang digeluti Hadi sebenarnya hanya pengembangan dari usaha yang digeluti sebelumnya. Sebelum mengembangkan tusuk sate di Batu, pria yang menyandang status sarjana ekonomi Universitas Islam Malang (Unisma) itu sudah melakukannya di Tumpang. Di wilayah Tumpang, Hadi sudah memiliki seribu perajin tusuk sate.

Modal yang dikeluarkan Hadi memang juga tidak sedikit. Awal membuka usaha itu, dia menghabiskan dana Rp 100 juta. Tetapi, modal usaha itu bisa segera kembali setelah beberapa kali pengiriman barang.

Meski saat ini sudah banyak yang bergabung dengan usahanya, Hadi masih merasa belum puas. Dia berharap semakin banyak masyarakat yang memanfaatkan peluang tersebut. Apalagi, pria yang sehari-harinya juga berdagang daging ayam ini mengetahui masih banyak masyarakat yang membutuhkan pekerjaan.

Teknologi alat dan mesin pembuatan tusuk sate memang sudah banyak digunakan. Sementara itu, tidak bagi masyarakat Desa/Kecamatan Kutawaringin Kab. Bandung, pembuatan tusuk sate tetap dilakukan dengan cara manual.

Seperti yang dilakukan Diana (25), warga RT 3 RW 5 Kampung Bojongkoneng, Desa Kutawaringin, yang menggantungkan hidupnya dari usaha pembuatan tusuk sate.

Sebilah bambu dipotong-potong berukuran panjang 20 cm. Kemudian dibelah tipis-tipis seukuran tusuk sate yang biasa kita temui, lalu dibersihkan. "Harus dicuci biar tusuk satenya bersih," ujar Diana, ditemui di rumahnya.

Ia mulai mengerjakan pembuatan tusuk sate sejak dua tahun silam. Dalam sehari, ia biasa menghasilkan 500 tusuk sate. Kemudian tusuk sate itu dijualnya kepada pengumpul. "Saya membeli bambu dari bandar. Harganya seratus ribu untuk empat ikat, satu ikatnya ada tiga bilah bambu," ujarnya.

Sebilah bambu yang panjangnya sekitar 2-3 meter, bisa menghasilkan hingga dua ribu

tusuk sate. "Itu bisa dikerjakan dalam waktu tiga sampai empat hari, tergantung cuaca. Soalnya, sebelum dijual kan harus dijemur dulu selama dua hari agar tusuk sate benar-benar kering," kata Diana.

Untuk membuat tusuk sate, ia harus memilih bambu minimal berusia enam bulan. Semakin tua umur bambu, jumlah tusuk sate yang dihasilkan bisa semakin banyak.

"Kalau umur bambunya sudah tua, daging bambunya tebal, jadi tusuk satenya bisa makin banyak," ujar Diana, sambil tekun membelah bambu.

Salah seorang pedagang tusuk sate. Atang (45) mengatakan, Desa Kutawaringin memiliki potensi besar untuk menghasilkan tusuk sate. "Dalam sehari, saya bisa mengumpulkan 3.000 tusuk sate hanya dari Desa Kutawaringin," ujar Atang, sambil menyebutkan beberapa kampung yang merupakan sentra pembuatan tusuk sate di Desa Kutawaringin. Kampung tersebut misalnya Ciherang, Pasirkeas, Bojongkoneng, dan Cigondok.

Selain dijual di Pasaranyar Kec. Kutawaringin, Atang mengaku, biasa menjual tusuk sate tersebut ke Pasar Sayati dan Pasar Caringin.

"Permintaan selalu ada, soalnya kan hampir semua orang suka makan sate. Tapi kemampuan warga hanya segini, jadi ya saya hanya bisa menjual segitu," kata Atang.

Untuk itu, Diana berharap agar warga bisa mendapatkan bantuan modal sehingga mampu mengembangkan usaha kecil seperti yang dilakukannya. "Modal tidak ada. Tusuk sate yang saya buat pun hanya mendatangkan keuntungan sekitar seratus sampai dua ratus ribu rupiah sebulan, mana bisa untuk mengembangkan usaha," kata Diana. (fn/jp/bv) Sumber : www.suaramedia.com

Membuka Usaha di Perumahan

Assalamu alaikum,

Pak Fuad yang baik, To the point aja yah.. pak. Saya sudah membaca banyak di situs Bapak, saya sudah lama ingin buka usaha, tapi sampai sekarang belum bisa terlaksana, karena saya masih bingung dan takut untuk memulainya. Jadi saya minta saran dan pendapat dari Bapak Fuad.

Sebagai gambaran, saya tinggal di satu perumahan yang sudah banyak buka usaha di rumah, dengan membuka Kios / toko. (karena rumah saya terletak di jalan utama perumahan). Jadi lumayan bagus buat buka usaha. Tapi saya bingung jenis usaha / dagang apa yang cocok buat saya…?, karena sederetan rumah saya sudah ada Toko kelontong komplit (agen), Counter HP, Toko buku & photo copy, Kios jamu, Cukur rambut, Wartel, dan Warung nasi padang. Wah … saya jadi bingung nich Pak Fuad, mau buka usaha apa ya…?

Sempat saya berpikir untuk buka usaha seperti Pak Fuad, berjualan Jilbab, busana muslim dll.

Demikianlah permasalahan saya, semoga Pak Fuad bisa memberi saran dan pendapatnya. Sebelum dan sesudahnya saya ucapkan banyak terima kasih dan semoga segala kebaikan Bapak mendapat Balasan dari Allah SWT.

Wassalam

M.A.

===== Komentar ========

Wa’alaikum salam Wr Wb.

Pak MA, salam kenal kembali Pak, di mana perumahannya Pak? Atau saya sewa aja Pak lokasinya

Pertama saya ucapkan selamat, karena Anda sudah punya niat untuk bukausaha. Itu sudah seperempat perjalanan Pak. Tinggal ambil langkah pertama maka50% perjalanan sudah terlampaui. Cuma memang langkah pertama adalah langkahterberat dalam hidup kita. Ini sudah hukum alam, ingat hukum kelembaman Pak,semua benda kalau disuruh bergerak, pertama kali terasa berat, tapi setelahjalan akan enteng, bahkan banyak yang nggak mau berhenti.

Begitu juga dalam memulai bisnis, selalu banyak alasan untuk menunda-nunda,dan selalu terasa berat untuk memulai. Salah satu alasan yang sering munculadalah BINGUNG dan TAKUT seperti yang Pak MA alami. Saya dulu jugamengalami hal yang sama Pak, Bingung dan Takut! Kalau saya ingat-ingat mungkindulu saya kurang ilmu, karena memang tidak pernah ada yang ngajari bagaimanamemulai usaha. Dan ini bisa diatasi dengan banyak-banyak menimba ilmu pada orang yang sudah memulai terlebih dulu, atau lewat membaca buku, artikel, tabloid, dan majalah tentang kewirausahaan.

Sama saja waktu kita pingin bisa nyetir mobil, pasti ada rasa takut danbingung saat pertama kali kita berada di kursi sopir. Tapi setelah mencoba danbisa, rasa takut dan bingung lama-lama akan dengan sendirinya hilang. Begitu juga dalam bisnis, setelah kita berani menjalankan usaha maka kebingungan dan ketakutan akan hilang dengan sendirinya.

Untuk memilih jenis usaha mana yang cocok buat kita, rumusnya : pilih bidang yangpaling Bapak minati, sukai, gemari, cintai, dan syukur-syukur paling dikuasai. Karena melakukan kegiatan yang kita sukai, akan membuat kita enjoy dan kalaupun gagal, tidak akan pernah membuat kita surut. Yang penting ketemua dulu bidang yang digemari, nanti perlahan-lahan bisa belajar segala seluk beluk bisnis yang terkait dengan kegemaran Pak MA. Bahkan ada penelitian yang menunjukkan bahwa pengusaha yang melakukan usaha dibidang yang dicintainya, akan memberikan hasil keuntungan yang lebih besar dan berlipat dibanding menjalankan usaha dibidang yang kurang diminati.

Langkah mudahnya, coba Bapak bandingkan kondisi perumahan Bapak dengan perumahan-perumahan yang lain, usaha apa yang bisa jalan di perumahan yang lain dan belum ada di perumahan Bapak. Atau Bapak bisa bandingkan usaha yang sudah ada di sekitar rumah Bapak, tapi bisa dijalankan dengan cara yang berbeda di perumahan yang lain dan berhasil. Pak MA bisa banding-bandingkan dulu syukur-syukur ketemu jenis usaha yang benar-benar diminati. Nanti kalau sudah ketemu tinggal terapkan pola ATM (Amati, Tiru, Modifikasi).

Apalagi lokasi rumah Pak MA strategsi, Bapak bisa leluasa bereksperimen, atau coba-coba dulu dalam salah satu usaha dengan skala kecil dulu. Kalau sudah ada pembeli, tanyakan pada mereka, produk atau jasa apa lagi yang bisa Pak MA layani yang belum ada di perumahan. Biasanya nantinya akan berkembang. Mungkin juga nantinya akan bergeser atau berganti jenis usaha lain yang lebih menguntungkan.

Misalnya usaha voucher HP, mungkin yang lain baru jualan pulsa dan asesoris saja. Pak MA bisa buat yang lebih baik lagi misalnya ada fasilitas down load ring tone atau lagu, atau beri fasilitas lainnya yang menarik (fasilitas antar-jemput, service HP, dll).

Yang penting lagi sebelum memulai usaha adalah perubahan pola pikir (Mind Set) kita tentang bisnis. Perbedaan pola pikirlah yang akan membedakan pengusaha yang berpola karyawan dan karyawan yang berpola pengusaha. Mungkin Pak MA pernah melihat orang jualan suatu produk, dari jaman dulu sampai sekarang usahanya segitu-gitu aja tidak berkembang. Misalnya dulu jualan bakso pakai satu gerobag dorong, sekarang tetap jualan bakso dengan satu gerobag, dan mungkin 10 tahun lagi tetap jualan bakso dan tetap dengan satu gerobag dan tetap dijalani sendiri.

Semoga bisa membantu

Salam
Fuad Muftie
Sumber : © 2007, http://fuadmuftie.wordpress.com