Senin, 16 Agustus 2010

Usaha Bubur Ayam


Mungkin bubur adalah makanan yang identik dengan orang sakit, anak kecil atau bayi dan lansia. Karena teksturnya yang lembut sehingga mudah dicerna, jadi tak perlu tenaga ekstra untuk mengunyahnya. Umumnya bubur adalah makanan yang terbuat dari bahan baku utama beras yang dimasak hingga lunak. Makanan bubur ayam ini biasa disajikan dalam mangkuk bersama suwiran daging ayam goreng, potongan cakue, dan kacang kedelai goreng. Pelengkapnya berupa taburan bawang goreng, irisan daun seledri kerupuk atau emping, kecap manis, kecap asin, dan sambal. Bubur ayam dapat dinikmati bersama sate hati, ampela dan usus. Kuliner ini, biasa dinikmati sebagai menu saat sarapan.

Agar bubur ayam yang Anda buat lezat, sebaiknya beras yang Anda gunakan harus pulen. Ayam yang digunakan harus segar. Sebelum ayam digoreng untuk suwiran, ayam terlebih dahulu direbus untuk diambil kaldunya. Bumbu kaldu ayam terdiri dari bawang putih, ketumbar, kunyit, jahe, serai dan garam. Untuk bisnis makanan ini, cara menjualnya dapat dengan cara berkeliling atau mangkal. Namun, sebaiknya berjualan dengan cara mangkal, karena akan lebih menghemat tenaga. Asalkan lokasinya strategis, penjualannya tidak kalah bahkan lebih baik dari yang berkeliling. Lakukan promosi dengan membuat spanduk tempat usaha, kualitas dan rasa bubur yang dijual merupakan faktor penting untuk berjalannya promosi dari mulut ke mulut.

Anda dapat mencontoh kesuksesan dalam cara bisnis bubur ayam Syarifah. Di Jogja, tepatnya di Jalan Sagan terdapat warung bubur ayam, yang bernama bubur ayam Syarifah. Sajian bubur ayam Syarifah ini, sebenarnya hampir sama dengan sajian bubur ayam yang lainnya. Namun, yang membedakan adalah rasa, penyajian dan pelayanannya. Usaha yang berdiri sejak tahun 2004 ini, tidak langsung sukses dalam menjalankannya. Firly Ferdiansyah mengawali usahanya berjualan dengan menggunakan gerobak, tenda dan mangkal di pinggir jalan dan dibantu 1 orang asistennya. Ternyata dari hari ke hari usahanya tersebut mendapat respon positif dari masyarakat yang telah mencoba bubur ayam buatannya tersebut. Dari hasilnya itu, akhirnya Firly dapat menyewa sebuah tempat di Sagan untuk berjualan dan menambah menu-menu hasil kreasinya sendiri. Begitu banyak penggemar bubur ayam Syarifah, sehingga Firly membuka cabang bisnisnya itu dibeberapa tempat. Kita dapat menjumpai bubur ayam Syarifahnya di Samirono, Jalan Kaliurang, Mangkubumi, dan Seturan yang buka mulai pukul 6 pagi hingga 11 siang. Berbeda dengan warung yang berada di Sagan, yang buka mulai pukul 6 pagi hingga 9 malam, di sini pun ada banyak berbagai menu special selain bubur ayam. Kunci sukses bubur ayamnya terletak pada rasanya yang khas dan pelayanannya yang baik terhadap konsumen. Lelaki 30 tahun ini pun sering membagikan kupon makan gratis pada pelanggannya. Itulah salah satu trik Firly dalam menarik konsumen.

Tip dan Trik

Pada umumnya bubur ayam dijual pada pagi hari sebagai menu sarapan. Namun, kini juga mulai bermunculan yang menjual bubur ayam saat sore hingga malam hari. Karena ternyata banyak juga orang yang memilih kuliner ini sebagai menu makan malamnya.

Analisis Ekonomi

Modal awal
Gerobak Rp 2.000.000,.
Tenda, kursi, meja Rp 1.500.000,.
Peralatan masak Rp 1.000.000,.
Sewa tempat masak Rp 5.000.000,.
Bahan baku awal Rp 500.000,.+
Jumlah Rp 10.000.000,.

Biaya operasional / bulan
Pembelian bahan baku
Beras (5 liter x Rp 6000/liter x 30 hari) Rp 900.000,.
Daging ayam (2kg x Rp 25.000/kg x 30 hari) Rp 1.500.000,.
Bumbu dan bahan pelengkap Rp 60.000 x 30 hari Rp 1.800.000,.
Gas elpiji 3kg @ Rp 13.500 x 20 tabung Rp 270.000,.
Kotak Styrofoam (50buah x 500/buah x 30 hari) Rp 750.000,.
Gaji karyawan Rp 800.000,.
Listrik dan Lain-lain Rp 200.000,.+
Jumlah Rp 6.220.000,.

Pemasukan
Omset / bulan
(70 porsi x Rp 5000 x 30 hari) Rp 10.500.000,.

Laba bersih / bulan
(Rp 10.500.000,. – Rp 6.220.000,.) Rp 4.280.000,.

BEP
(Rp 10.000.000,. : Rp 4.280.000,.) = < 3 bulan

Sumber gambar : tim bisnisUKM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar