Senin, 14 September 2009

MEMBUKA USAHA SAMPINGAN

Dikutip dari Tabloid NOVA No. 676/XIII

Pada nomor yang lalu saya telah membahas tentang perlunya Anda menambah pendapatan dengan membuka sebuah usaha sampingan. Kali ini, kita akan membahas tentang apa yang perlu Anda perhatikan bila ingin membuka usaha sampingan.


1. BIDANG USAHA

Tentukan lebih dulu, bidang usaha macam apa yang ingin Anda jalankan. Apakah Anda ingin menjalankan usaha rumah makan kecil? Apakah Anda ingin membuka usaha jahitan? Atau Anda tertarik untuk membuka toko kelontong kecil? Bisa juga Anda membuka usaha jasa pembuatan kue-kue atau minuman (siapa tahu Anda bisa seperti Ibu Nila Chandra atau Pak Sukyanto). Bagaimana dengan usaha pernik-pernik/suvenir? Anda bisa membuka toko kecil yang menjual pernik-pernik lucu seperti gelas-gelas lucu atau semacamnya. Pada prinsipnya, semua bidang usaha tersebut bisa dibagi menjadi:


Bidang Usaha yang masih jarang atau belum ada yang memulai.

Beberapa dari Anda mungkin ragu bila ingin memulai bidang usaha yang belum ada atau masih jarang dilakukan. Tapi itu bukan berarti Anda tidak akan sukses. Tengok Aqua. Ketika pertama kali diperkenalkan, banyak orang ragu apakah Aqua bisa berhasil di pasaran, padahal belum pernah sebelumnya ada pengusaha yang menjual air minum dalam botol. Bahkan pada awalnya banyak yang mencibir: apa ada orang yang mau membeli air dengan harga lebih mahal dari bensin? Apalagi kita bisa memasak air minum sendiri di rumah.

Nyatanya Aqua sukses besar. Salah buktinya sekarang ini terus saja bermunculan merek air minum dalam kemasan yang lainnya. Suatu kali saya pernah datang ke sebuah restoran dan memesan air minum di restoran. Saya tanya pada pelayannya, "Ada Aqua, enggak?" Pelayan restoran langsung menjawab: "Aqua yang merek apa, Pak?" Kesimpulan-nya, memulai jenis usaha yang masih langka atau baru sama sekali bukanlah hal yang tabu. Sudah banyak contoh yang berhasil.


Bidang usaha yang sudah banyak dilakukan

Bisa juga Anda memulai Bidang Usaha yang sudah banyak dilakukan. Kalau tadi banyak orang ragu untuk memulai bidang usaha yang baru, tapi di lain pihak banyak juga orang yang ragu untuk memulai bidang usaha yang sudah banyak dijalankan. Sebagai contoh, banyak ibu rumah tangga yang ragu untuk membuka usaha jahitan, karena di sekitarnya sudah banyak yang melakukannya.

Sebenarnya, biarpun usaha jahitan Anda baru berdiri, tapi kalau mempunyai kelebihan atau ciri khas dibanding pesaing Anda, selalu ada peluang untuk berhasil. Belum lagi faktor pelayanan yang baik, maka usaha Anda walaupun sudah banyak saingan yang lebih dulu berdiri tetap bisa berhasil.


2. LOKASI

Di mana Anda ingin membuka lokasi usaha Anda? Di rumah sendiri? Atau Anda ingin menyewa sebuah tempat kecil di pinggir jalan? Atau Anda ingin menyewa sebuah ruko?

Jangan lupa bahwa dalam beberapa jenis bidang usaha, lokasi memegang peranan yang cukup penting. Sebagai contoh, Anda mungkin memutuskan untuk membuka usaha penjualan lumpia. Nah, Anda bisa menyewa sebuah stan kecil di pertokoan dan menjual lumpia Anda di situ. Di sini, Anda sendirilah yang harus menentukan lokasi mana yang tepat dalam usaha Anda.
 

Atau Anda ingin membuka sebuah warung yang menjual segala kebutuhan sehari-hari seperti deterjen, sabun, beras, rokok, dan lain-lain. Anda bisa membuka warung seperti ini di rumah Anda. Sudah banyak contoh warung yang didirikan di rumah-rumah dan cukup laris.


3. PELANGGAN

Bagaimana Anda mendapatkan pembeli barang dagangan Anda? Atau bila itu usaha jasa, bagaimana cara Anda akan mendapatkan klien? Apakah Anda akan memulainya dengan mempromosikannya dari mulut ke mulut? Ataukah Anda akan membuat brosur dan menyebarkannya dari rumah ke rumah?

Beberapa orang yang saya kenal mempromosikan usahanya dengan memasang plang di depan tempat usahanya. Ada juga yang mempromosikan usahanya dengan memasang iklan kecil di koran. Atau, kenapa Anda tidak mencoba memasang iklan Anda di iklan mungil NOVA?

Yang terpenting di sini adalah Anda sudah harus tahu terlebih dahulu tentang bagaimana cara Anda dalam mendapatkan pembeli atau klien dari usaha Anda. Bila tak ada pembeli, tak akan ada penjualan. Bila tak ada penjualan, maka usaha Anda tidak cukup berhasil. Sederhana sekali.


4. TENAGA KERJA

Berapa orang yang akan Anda pekerjakan? Apakah hanya Anda sendiri yang bekerja di situ? Apakah Anda juga mempekerjakan sejumlah orang dalam usaha Anda? Mungkin ada baiknya kalau Anda mulai dengan jumlah tenaga kerja yang sedikit lebih dahulu. Nanti bila usaha Anda makin berkembang, Anda mungkin akan membutuhkan sejumlah tambahan orang yang bisa Anda pekerjakan.

Ada bagusnya bila Anda juga mempekerjakan anggota keluarga Anda. Seperti anak Anda (bila mereka sudah cukup umur tentunya), atau mungkin suami Anda. Dengan mempekerjakan mereka, maka secara tidak langsung mereka juga akan mempunyai rasa ikut memiliki dalam usaha tersebut. Dengan adanya rasa memiliki dari para anggota keluarga, maka dukungan yang diberikan kepada Anda untuk menjalankan usaha tersebut bisa makin besar.


5. PERENCANAAN KEUANGAN

Banyak usaha yang bangkrut karena kehabisan uang tunai. Karena itu penting sekali bagi Anda untuk memperhitungkan jumlah modal awal yang sebaiknya Anda miliki untuk bisa menjalankan usaha Anda. Alangkah baiknya apabila modal tersebut bisa mencukupi untuk membayar pengeluaran perusahaan selama duabelas bulan ke depan. Selain modal awal, apa yang harus Anda lakukan adalah dengan membuat Perkiraan arus kas selama 12 bulan ke depan. Perkiraan arus kas adalah perhitungan yang menggambarkan berapa perkiraan arus keluar masuk uang tunai dalam usaha Anda. Sama seperti modal, maka alangkah baiknya kalau Anda memiliki perkiraan arus kas selama 12 bulan ke depan. Dengan demikian, dalam setahun ke depan, usaha Anda diharapkan tidak akan bangkrut hanya gara-gara kehabisan uang tunai.

Di samping hal-hal di atas, ada hal-hal lain yang perlu Anda perhatikan sehubungan dengan gaya berdagang Anda. Memang ada pepatah yang mengatakan bahwa orang baik bahagia hidupnya. Tapi dalam bidang usaha, terlalu baik hati bisa menciptakan sejumlah hambatan. Dan memang banyak pemilik usaha kecil yang terlalu "baik" dalam menjalankan usahanya, seperti:

Mereka terlalu mengalah terhadap partner atau langganannya

 

  * Mereka menetapkan harga yang pas-pasan saja atas produk dan jasa yang dijualnya
  * Mereka terlalu baik hati dan kurang tegas terhadap bawahannya
  * Mereka merasa ada sesuatu yang salah, kotor atau tak bermoral kalau mereka mendapatkan uang, keuntungan atau kesempatan

  Karena itu, hindari hal-hal seperti itu. Pengusaha yang baik tidak berlaku baik, tetapi berlaku adil. Adil terhadap partner atau pelanggannya, adil terhadap harga barang dan jasa yang dijualnya, adil terhadap bawahannya, dan tentu saja adil terhadap dirinya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar